Rumah Kakeknya Lala

Rumah bukan sekedar tempat tinggal tetapi mempunyai makna yang lebih akrab dalam kehidupan sesorang. Mungkin itu sebabnya kalau ada orang bertanya alamat rumah, saya selalu menyebut lokasi rumah ini, di Jalan Yosodarmo 21 Purwokerto meskipun sudah tidak bertempat tinggal di sana.

Meskipun jelas bukan rumah mewah (bahkan bocor di beberapa tempat), bangunan yang diperkirakan berusia 1 abad ini selalu membuat nyaman dan membuat ingin kembali

Kamar depan, berukuran 3 X 4 meter, dulu menjadi kamar pengantin Bapaknya Lala,
pemilik blog ini

Ruang tamu yang jika tidak ada tamu, bangku jawa panjang itu menjadi tempat Kakeknya Lala tidur siang dan harus cepat-cepat bangun jika ada tamu.

ada tempat tongkat celadon Jepang mengintip di sudut

Sebelum ada listrik, rumah ini menggunakan lampu minyak dan lampu gas untuk penerangan, di bawah ini beberapa rangka lampu gas yang (tentu saja) dijual:

Rangka Lampu Gas #1
ornamen di ujung atas patah
~ SOLD ~

Rangka Lampu Gas #2
=SOLD=

Lemari Jawa pendek tempat menyimpan foto dan surat-surat

dan ini beberapa Real Photo Post Card (RPPC) yang dijual kalau ada yang berminat:

RPPC #2
Miss Roekiah & Rd. Mochtar dalam film 'Siti Akbari'
terkirim dari Banjoemas ke Sidaredja menggunakan prangko Ned Indie 2 cent.
Cap Pos 2 November 1940
~ SOLD ~

RPPC #3
Miss Roekiah & Rd. Mochtar dalam film 'Siti Akbari'
ada alamat tetapi tanpa prangko
Cap Pos 2 November 1940
~ SOLD ~

RPPC #4
binatang film bule Alice Faye
terkirim dari Banjoemas ke Sokaradja menggunakan prangko Ned Indie 2 cent tahun 1940.
Dikembalikan ke alamat pengirim
~ SOLD ~

Satu dari lima lemari buku kakeknya Lala, konon di salah satu lemari tersimpan buku Oud Batavia dan History of Java, yang kalaupun ada tidak dijual. Yang boleh dibeli adalah buku-buku berikut ini:

Tiga buah lampiran dari der Javase Courant Nomor 23 tanggal 22 Maret 1949 berisi anggaran dasar pendirian perusahaan:
1. No 90: N.V. Handel Maatschappij 'Crony'
2. No 91: N.V. Handel Maatschappij 'Lian Ek'
3. No 93: N.V. Verffabriek En Handel Maatchappij 'Glorin'

Harga ketiganya Rp. 100.000,-

Potongan Katalog Van Dorp tahun 1926 berisi 22 halaman
=SOLD=

Meja kerja Kakeknya Lala, di sudut ini Kakeknya Lala menghabiskan sebagian besar waktunya sampai kursi yang bukan antik nyaris hancur karena terlalu sering diduduki. Kakeknya Lala, 75 tahun, pensiunan PNS, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, lebih tertarik pada buku sejarah dari pada buku kedokteran dan menurut beberapa sumber yang dapat dipercaya lebih sering memegang buku dari pada alat suntik juga lebih sering memakai sarung daripada celana panjang, menghabiskan 2 bungkus rokok sehari, makan tanpa pantangan dan Alhamdulillah masih sehat.

Salah satu asesori perokok selain korek api adalah asbak, ini dia asbaknya:

Asbak reklame Immalin berbahan kuningan, tempat abu dari porselen, utuh diameter 11 cm

dilengkapi pemotong ujung cerutu

juga penjepit korek api

=SOLD=

Sudut favorit tempat membaca koran, ini merupakan tempat yang paling sering diperebutkan sebab (entah kenapa) sangat nyaman digunakan untuk membaca koran.

Berbicara mengenai koran, di rumah ini ada juga koran dijual. Tentu saja koran yang sudah berumur.

Harian Umum Karya Bhakti edisi 5 Agustus 1965
- SOLD -

Harian Umum Sinar Harapan Edisi 28 Djuli 1965
- SOLD-

Sekarang kita ke dapur yang sayangnya lupa untuk difoto, tetapi di dapur masih dapat ditemukan peralatan yang berhungan dengan makan-memakan, contohnya:

Cetakan kue #3

Panjang dari ujung 26cm, lebar 11,5cm, tebal 5cm. Sudah erosi karena tua.
=SOLD=

Cetakan kue #4
Panjang dari ujung 18cm, lebar 6,5cm, tebal 3,5cm.
=SOLD=

Cetakan kue #5
gambar atas: Panjang dari ujung 25,5cm, lebar 7cm, tebal 2cm. Sudah erosi karena tua.
gambar bawah: Panjang dari ujung 29,5cm, lebar 6cm, tebal 3cm.
=SOLD=

Cetakan kue #6

Panjang dari ujung 22cm, lebar 7cm, tebal 3,2cm.
=SOLD=

Dan terakhir, di gudang belakang rumah Kakek Lala ditemukan benda aneh seperti gambar berikut ini:

Reklame enamel BPM dalam huruf latin dan jawa, 35cm X 24cm

=SOLD=