Majalah ini terbit pada masa pendudukan Jepang (1943-1945) di Jakarta. Mulai terbit I Januari 1943 dan terakhir I Agustus 1945, beberapa saat menjelang kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. Majalah Djawa Baroe diterbitkan oleh Djawa Shinbun Sha yang bekerja sama dengan harian Asia Raja. Majalah ini berkantor di Molenvliet T. 8, Jakarta. Semasa terbit majalah ini pernah berganti pimpinan. Mula-mula dipimpin H. Nomoera kemudian oleh S. Higashiguehi. Majalah ini pernah mengalami kenaikan harga, pada awal terbitannya berharga 0,15 gulden, kemudian jadi 0,20 gulden dengan alasan adanya penambahan jurnlah halaman (dari 30 jadi 35 halaman) dan mutu isinya. Majalah Djawa Baroe berukuran lebar 22 cm dan panjang 29 cm.
Jumlah tiras majalah ini diduga tinggi karena sasaran pembacanya tidak hanya untuk bangsa Indonesia, tetapi juga bangsa Jepang. Hal itu terlihat dari adanya aksara Jepang (Katakana) di setiap halaman majalah ini. Besar kemungkinan teks yang ditulis dengan menggunakan aksara Jepang itu merupakan terjemahan, setidak tidaknya ringkasan atas teks bahasa Indonesia yang dimuat di atasnya. Jika dilihat dari jenisnya, sejak terbitan pertama majalah Djawa Baroe sudah menampakkan diri sebagai alat propaganda untuk meyakinkan bangsa Indonesia tentang kedatangan Jepang ke Indonesia.
Usaha propaganda pemerintah Jepang melalui Djawa Baroe tampak lebih jelas lagi dalam isinya. Pada dasarnya majalah ini adalah majalah berita. Namun, berita-berita yang disajikan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan dan kehebatan tentara Jepang dalam medan Perang pasifik yang ketika itu sudah memasuki tahun ketiga. Untuk meyakinkan bahwa apa yang disampaikan merupakan kebenaran, majalah ini lebih banyak menyajikan gambar daripada teks. Tentu saja gambar tersebut ialah gambar yang berkaitan dengan Jepang. (Sumber:http://jakarta.go.id)